Finalis 5: Hidup Cuma Sekali, Ayo Berani Lebih Gokil!

Perlu diketahui bahwa gokil itu setingkat di atas taking risk. Karena taking risk terkadang masih mempertimbangkan ini-itu, orang yang gokil akan berjalan begitu saja tanpa berpikir. Ya, namanya juga gokil. Dan itulah saya.
Saya mengakui bahwa diri saya gokil alias tidak waras. Bagaimana tidak, saya ini termasuk pemimpi yang spontan. Ketika sesuatu terlintas di otak, saat itu juga itu akan menjadi mimpi yang ingin saya raih. Tidak peduli bagaimana caranya, pokoknya harus sampai dapat.
Mimpi terbodoh yang pernah saya kejar adalah ketika saya nekad kuliah di jurusan bahasa Jerman hanya karena sebuah lukisan di dinding. Lho, apa hubungan antara lukisan dinding dan kuliah bahasa asing?
Semua masih jelas di ingatan saya, saat guru idola saya di SMA, Bu Tjitjih, menceritakan tentang pengalamannya pergi ke Jerman. Dia bercerita tentang perjuangannya untuk bisa sampai ke sana. Kemudian dia pun menunjukkan sebuah gambar bangunan tua di Jerman – yang dibangun selama ratusan tahun.
Karena saya ini termasuk orang gokil, kata-katanya langsung lengket di otak saya. Sejak itu, saya memutuskan untuk mendaftar kuliah di jurusan bahasa Jerman, sehingga saya bisa mengikuti tes yang sama – yang pernah dijalani oleh Bu Tjitjih. Tes seleksi beasiswa itu hanya bisa diikuti oleh mahasiswa semester 5 dan 6. Begitu panjang penantian saya.
Untungnya, saya ini orang gokil. Jadi, sepanjang apa pun penantian itu, saya tetap setia pada mimpi. Ketika waktunya tiba, saya yang dikatakan bodoh ini, karena telah mengejar mimpi yang kecil itu, dengan gigih mengikuti serangkaian tes tersebut demi bisa mewujudkannya.
Gayung bersambut, tiga bulan kemudian nama saya keluar sebagai kandidat yang lolos. Hanya ada 14 mahasiswa dari Indonesia yang mendapatkan beasiswa tersebut setiap tahunnya. Buncahan kegembiraan meliputi dada saya. Ternyata, saya berhasil mewujudkan mimpi sederhana itu, yang sering juga dikatai konyol.
Bagi saya, sekecil apa pun mimpi itu, ketika kita berhasil mewujudkannya, itu akan membuat hidup lebih berarti. Dan Bu Tjitjih adalah orang yang membuat saya menjadi salah satu anggota dari Laskar Pemimpi, yang tidak akan pernah berhenti untuk bermimpi.
Ada satu kalimat Bu Tjitjih yang membuat saya selalu berani untuk menjadi lebih gokil dalam hidup ini, “Kalau yang kecil saja tidak bisa diwujudkan, kok berharap yang besar.”
Dari situ saya percaya bahwa setia pada mimpi yang kecil akan membuat saya lebih kuat untuk meraih mimpi yang besar.

Akun FB : Destriyana Sumartono
Akun Twitter : @destri_suma89

Comments