Finalis 16: #BeraniLebih Gaul Agar Lebih Unggul

Courtesy :Om Nh18

Setelah saya pensiun beberapa teman satu angkatan menanyakan kegiatan saya. “Bekerja di mana?” Itu pertanyaan yang paling sering muncul. Dengan mimik serius saya menjawab:”KBRI.” Eh dia malah tertawa ngakak. “Bercanda mulu,” katanya. “Emangnya ada kedutaan besar yang menerima pensiunan serdadu?” lanjutnya. “Kok kedutaan besar sih,” jawab saya. “Yang saya maksud dengan KBRI itu Komunitas Blogger Republik Indonesia.” 

Beberapa bulan yang lalu seorang jenderal (purnawirawan) sahabat saya juga bertanya hal senada.

“Apa kegiatannya sekarang?”

“Ngeblog?”

“Apaan tuh?”

“Menulis artikel di blog?”

“Ah manaaaaaa, kok saya nggak pernah membaca tulisanmu di internet.”

Saya tersenyum. Belum tahuuuuuuu dia.

“Masuklah ke dunia maya. Saya ada di mana-mana. Dari remaja sampai manula tahu saya kok,” saya mulai belagu. “Atau ketik saja di browser kata ‘Pakde Cholik atau Abdul Cholik’ nanti akan menemukan ribuan link yang berisi nama, foto, akun, atau buku yang ada nama saya.”

“Waduh, kok saya jadi gaptek gini ya.”

“MM, memank. Sampeyan kan hanya bergaul dengan pekerjaan di daratan dan para pensiun saja. Lain donk dengan saya.” Senangnya bisa mengaduk-aduk hati sesama pensiunan. Jenderal yang duduk di depan saya tertawa terkekeh-kekeh, sementara teman yang kolonel diam tanpa ekspresi.

Pada artikel berjudul #BeraniLebih Realistis Agar Hidup Tetap Manis saya jelaskan bahwa setelah pensiun saya tetap hepi. Tak ada dalam kamus saya apa yang disebut dengan post power syndrome. Syukur saya sudah bisa menyelesaikan pengabdian kepada negara dengan selamat. Saya pun terus bersyukur karena negara masih memberikan tunjangan pensiun walau sekarang saya sudah tidak bekerja lagi. Syukur karena Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa mencurahkan kesehatan, kesempatan, dan kelapangan rezeki sehingga saya bisa berbagi ilmu dan mengalaman melalui buku yang saya terbitkan.

Saya sekarang tinggal di sebuah komplek perumahan yang penghuninya kebanyakan sibuuuuuuuk terus. Pagi-pagi sudah berangkat ke kantor, pulangnya sore hari. Setelah mereka pulang langsung ndekem, mungkin sudah lelah sehingga perlu istirahat. Saya hanya bertegur sapa sambil lalu. Kadang ada acara temu makan bersama, enam bulan sekali.

Waktu luang yang saya miliki begitu banyak. Agar saya tak terus-menerus membayangkan wajah Jodha Akbar, Ratu Shalima, atau Ratu Ruqayya maka saya mengisi waktu dengan ngeblog dan bermain di media sosial. Saya harus #BeraniLebih gaul di dunia maya agar saya memperoleh keunggulan pribadi. Walaupun tidak unggul dalam bidang materi setidaknya saya unggul di bidang yang lainnya. Teman saya ada di mana-mana, rupa-rupa pula warnanya. Ada manula dan dewasa, tak sedikit pula yang remaja. Hidup saya menjadi semakin berwarna-warni.

Dunia maya bak universitas terbuka dengan banyak fakultas. Mau tahu soal dunia kesehatan, tehnologi, psikologi, ekonomi, agama, hubungan internasional, bahasa dan sastra, hukum, pendidikan dan ilmu lain ada kok di internet. Jangankan isi bumi, situasi dan kondisi di planet saja ada. Soal grafitasi, gratifikasi, atau sambal terasi juga ada. Itulah sebabnya setiap hari saya berselancar di dunia maya agar semakin hari hati saya menjadi semakin kaya.

Jika ada manusia yang merasa tidak punya apa-apa itu berarti mengingkari kenikmatan yang telah dicurahkan oleh Allah Yang Maha Kaya.

Facebook:PakDCholik

Twitter:@pakdecholik.