Finalis 10: Dalam Kesyukuran Kita Temukan Kebahagiaan



Memang benar ya, dunia ini tidak pernah diam. Meskipun dalam keheningan, selalu bergetar dalam vibrasi yang tidak tertangkap panca indra. Ini adalah kisah yang begitu menginspirasi saya. Lihatlah bintang, begitu indah bukan? Lihatlah mentari, begitu benderang bukan? Saya kini sadar dibawah mentari, dalam dekapan kasih dan syukur takkan luput dari cinta.

Waktu itu saya teman saya tanpa sengaja bertemu dengan sosok anak kusam duduk dalam wajah yang sayup dan mengharap kepingan rupiah pada orang yang jalan. Sebelum kami bertemu dengannya. Kami baru saja mendapatkan insentif hasil lomba, kami sangat bahagia dan senang karena telah memenangkan lomba. Dompet saya kini berisi uang Rp. 50.000 sebanyak 2 lembar. Namun diantara itu, terselip selembar uang Rp. 5000.

Ketika kami lewat di sampingnya, anak itu memanggil kami dan meminta botol air mineral yang sudah habis diminum setengah oleh teman saya.

“Kak, boleh minta air minumnya?” ucapnya
“Ini kan sudah hampir habis, dan sudah diminum oleh saya dek” jawab teman saya.
“Tidak mengapa kak, saya sudah biasa” tukas anak itu.

Dengan wajah yang tersenyum, teman saya memberikan air mineral tersebut kepada anak itu.

Tiba-tiba, teringat uang Rp. 5000 yang terselip diantara uang biru di dompetku. Lekas saya saya mengambil uang itu untuk saya beri kepada anak jalanan itu. Betapa gembiranya anak itu.

“Terima kasih banyak kak, semoga kakak berdua ditambah rejekinya, panjang umurnya, makin baik, dan punya banyak prestasi” ucapnya sembari memegang tanganku dan ingin menciumnya..

Saya sangat terheran-heran dengan sikap anak itu. Ia begitu bahagia dan segera lari dari kami. Ia tampak ingin bertemu dengan teman lainnya. Kami menatap dan memperhatikan anak jalanan itu dari jauh. Waw, sungguh mengesankan. Anak jalanan itu memanggil temannya dan berkumpul melingkar pada lantai yang mereka tak peduli membersihkannya.

Satu demi satu anak-anak jalanan itu mengambil sesuatu dari kantong kresek yang ia bawa. Sungguh hidangan yang mewah, anak yang satu mengeluarkan sepotong roti yang telah digigit setengah, yang satunya mengeluarkan nasi dos yang tampaknya nasi dos itu telah basi. Ada banyak hidangan yang mereka keluarkan dan salah satunya adalah air mineral setengah dari teman saya tadi. Tampak mereka mengumpulkannya dan memakan bersama-sama.

Sungguh hebatnya mereka. Air mata ini menetes melihat kejadian itu. Anak-anak itu bahkan sangat bersyukur terhadap keadaan mereka. Ketika saya memberi uang kepadanya Rp. 5000. Ia sangat bersyukur bahkan mendoakan kami dengan berbagai doa mereka. Sedangkan saya yang ketika mendapatkan rejeki dari hasil lomba, hanya bergembira dan senang tanpa rasa bersyukur kepada Tuhan pemberi rezeki kita ini. Saya sangat malu, ia hanya mendapat rejeki Rp. 5000 dan saya jauh  lebih banyak. Namun anak itu lebih bersyukur dibandingkan dengan saya. Belum lagi ketika mereka bersama-sama mengisi perut mereka dengan makanan yang tidak layak. Air mineral yang kita anggap sepele, bahkan kita kadang membuang-buangnya justru sangat berarti untuk setiap orang.

Pada kejadian itu kini saya #BeraniLebih bersyukur atas rezeki dari Tuhan dan tak akan melalaikan suatu karuniapun darinya karena bisa saja itu akan berguna bagi orang lain. Kisah ini telah mengubah sudut pandangku terhadap anak jalanan. Kini aku harus berubah dan tak akan kalah dari mereka.





Facebook    Muh Aldy Jabir
Twitter @MuhAldyJabir

Comments