Finalis 1: #BeraniLebih Berbagi Kebahagiaan

“Indonesia negara konsumtif?”

Well, banyak statement yang mengatakan demikian.  Pasalnya pada 2012 United Nations of Environment Program (UNEP) mendata bahwa Indonesia adalah negara paling konsumtif nomor empat se-Asia Pasifik.  Miris sekali bukan?  Hal ini tentunya menjadi sasaran empuk bagi pedagang baik dalam ataupun luar negeri.  Bagaimana tidak, jika setiap ada gadget keluaran terbaru bisa dipastikan ratusan orang Indonesia langsung membelinya.

Namun sayangnya, tidak semua orang diberikan rezeki yang sama seperti mereka yang berduit.  Banyak juga masyarakat Indonesia yang miskin.  Terbukti dengan semakin menjamurnya pengemis, pengamen, maupun pedagang asongan yang ada di ibu kota.  Sobat, bukanlah kemauan mereka untuk menjadi seperti itu.  Mereka datang dengan tujuan untuk merubah nasib agar bisa hidup lebih baik, namun kata-kata bijak “manusia hanya bisa berencana dan Tuhan yang menentukan” nampaknya berlaku bagi mereka yang tidak bernasib baik.

“Lalu dimana tangan-tangan yang selalu membeli gadget keluaran terbaru itu? Bukannya mereka banyak uang?”

Pertanyaan semacam itulah yang kerap kali terlintas dalam pikiran saya, “dimana mereka?”
Tidak banyak yang mau berbagi kepada mereka, namun sayapun yakin tidak sedikit pula yang berhati baik untuk menolong sesama.  Berbuat baik untuk membantu mereka yang tak mampu tidak ada salahnya kan? 

Suatu saat ketika sedang menunggu untuk dijemput di stasiun kampus, saya melihat bapak-bapak yang berjualan tisu yang disusun dengan rapi.  Bapak itu sudah tua, untuk berjalanpun sudah harus dengan tongkat.  Saya membeli tisu yang dijual dan saya tanya berapa harganya.  Si bapak menjawab “seribu lima ratus mba..” dengan senyum.  Tidak pikir panjang, saya memborong tisu yang dijualnya.  Senyum sang pak tua semakin lebar dan berkata “terimakasih banyak mba”.  Harga satuannya hanya sebesar Rp 1.500,- dimana minimarket saja menjual Rp 4.000,- untuk satu tisu.  Rasanya sedih melihat bapak tua itu yang selalu mondar-mandir di halte untuk menawarkan dagangan, namun jarang yang membelinya.  Namun rasa sedih itu seakan hilang ketika melihat bapak itu senyum sambil memasukan uang yang diterima.  Sejak itu saya #BeraniLebih menyisihkan rezeki saya tidak hanya nabung untuk diri sendiri, tapi juga untuk mereka.

Sobat, ternyata berbagi kebahagiaan tidak susah loh!  Hanya membeli satu dagangan saja sudah membuat mereka bahagia.  Melihat orang senang secara otomatis kitapun akan tersenyum.  Gaya hidup yang konsumtif untuk beli gadget baru saja bisa, masa konsumtif untuk membeli dagangan mereka tidak bisa?  Percayalah “If you send out goodness from yourself, or if you share that which is happy or good within you, it will all come back to you multiplied ten thousand times” [1]

Jadi, yuk ikut saya untuk #BeraniLebih berbagi kebahagiaan kepada sesama. Berbagi rezeki, berbagi kebahagiaan!

Facebook             : Fauziah Syifa P
Twitter                 : @cipachups

Comments